ALASAN ORANG TIDAK MAU MENOLONG ORANG YANG MENGALAMI KECELAKAAN DI JALAN RAYA

Jauh di lubuk hati kita tahu: Menolong orang kecelakaan itu hukumnya wajib, terutama kecelakaan di jalan raya yang akhir akhir ini meningkat jumlahnya, hati anda tidak akan senang melihat orang yang sedang mengalami kecelakaan apalagi jika anda berfikir: Jika orang tersebut tidak ditolong, dia bisa menderita kesakitan yang lebih parah dan bahkan meninggal! Tapi sungguh ironis, di beberapa negara orang menonton orang yang sedang mengalami kecelakaan tanpa berbuat apa apa, tidak jarang sampai korban meninggal akibat kehabisan darah karena menunggu "pertolongan" yang belum juga datang. Korban meninggal di depan beratus ratus mata yang memandangnya entah dengan perasaan apa.

Dapat dikatakan: jika korban tidak akan bertahan lama melawan "waktu" jika dia terus dibiarkan lukanya akan bertambah parah dan korban sedang meregang nyawa, dia seharusnya diselamatkan dengan dibawa kerumah sakit secepatnya untuk berlomba dengan waktu yang tidak akan diam untuk menarik selembar nyawanya, namun sayang kebanyakan orang hanya dapat berdiri menonton dan berteriak: tolonglah dia, tolong dia. Minta tolong kepada siapa kalau semua orang minta tolong? Harus ada seorang yang memutuskan menjadi pahlawan penolong! Seorang penolong yang menolong orang kecelakaan di jalan raya..



Namun menolong korban kecelakaan kata seorang dokter harus berhati hati, tidak boleh sembarang angkat, prinsipnya lebih baik diseret daripada diangkat, karena kalau salah penangan bisa bisa luka atau patah tulang korban bertambah parah.

Lalu apa alasan orang tidak mau menolong korban? Ini alasannya:

1. TAKUT MEMBAWANYA KERUMAH SAKIT
Ada orang yang takut terhadap darah, jika melihat darah kepalanya pusing dan mual mual, alih alih menolong orang semacam ini justeru juga akan membutuhkan pertolongan jika dia jatuh pingsan karena melihat darah.

Namun alasan yang paling menakutkan adalah: Pada saat terjadi insiden di jalan raya adalah pada saat orang orang menahan mobil anda dan memasukan korban kedalam mobil anda lalu anda harus membawanya ke rumah sakit, apakah rumah sakit mau menerimanya? Ada prosedur yang cukup menyulitkan: Beberapa Rumah sakit meminta jaminan uang muka dan anda juga harus mengisi data diri jika sewaktu waktu pihak rumah sakit perlu menghubungi anda (baca : menagih beaya selanjutnya), ini merepotkan apalagi jika anda banyak urusan. Dan lebih konyol lagi pada saat anda tidak membawa uang, apakah anda akan meninggalkan jaminan data diri anda? Sedangkan orang yang anda tolong samasekali tidak anda kenal.

2. ENGGAN MENJADI SAKSI KECELAKAAN 
Menjadi saksi kecelakaan bukanlah hal yang menyenangkan, jika anda yang memberikan pertolongan kepada korban, berarti anda adalah saksi yang harus memberikan keterangan dikantor polisi. Memang tidak masalah karena menolong orang, namun dalam beberapa kasus, tidak ada jaminan anda mendapatkan kemudahan dalam urusan ini. Jika anda bekerja dan anda harus memberikan kesaksian, anda harus memberikan keterangan yang sama kepada bos anda dan jika pekerjaan anda penting di perusahaan, anda harus membayar waktu anda untuk lembur setelah memberikan keterangan.

Saya tidak mengatakan peraturan di kepolisian itu tidak baik, tapi yang anda hadapi adalah manusia dengan berbagai latar belakang psikologis walaupun dia seorang penyidik, menghadapi seorang penyidik tetap saja merepotkan bagi anda. Di Indonesia orang membayangkan hal hal tidak menyenangkan dengan azas praduga tidak bersalah, namun di Cina kasus seperti diatas bisa bertambah buruk, jika anda adalah orang baik yang mencoba "menjadi pahlawan"

3. BANYAK CERITA MENYEDIHKAN YANG DIALAMI OLEH SEORANG SAKSI KECELAKAAN JALAN RAYA

Di Cina misalnya orang tidak berani menolong orang yang sedang terkapar meregang nyawa dijalan raya, banyak mereka hanya melihat dan menonton saja. Di koran terbesar negara tirai bambu pernah di beritakan, seorang yang berniat menolong seorang lansia yang sedang mengalami kecelakaan dan membawanya ke rumah sakit akhirnya di tuntut oleh keluarganya karena lansia tersebut meninggal di rumah sakit. Investigasi dilakukan dengan asumsi si Penolong salah pada saat menangani korban sehingga mengakibatkan luka dan patah tulang korban semakin parah. Akhirnya dia di tuntut kepengadilan dan prosesnya berlarut larut sehingga mengganggu pekerjaannya. Ternyata niat baik dan bertindak saja tidak pernah cukup bagi orang lain.

Di Indonesia, kejadian yang hampir mirip sering terjadi sipenolong disesali oleh keluarga korban karena tidak dapat menyelamatkan anggota keluarganya yang sebenarnya sudah sekarat dijalan raya. Lalu sipenolong harus berurusan dengan pihak kepolisian dan penyidik, nyaris kehilangan pekerjaan, kehilangan kesempatan karir yang bagus.

4. MENUNGGU BANTUAN DAN TINDAKAN DARI PIHAK BERWENANG
Bayangkan berapa jarak tempuh pusat bantuan terdekat ketempat kejadian kecelakaan? Dapatkah korban bertahan hingga bantuan "resmi" itu tiba ditempat atau lokasi kejadian?
Tentu dalam beberapa kejadian terdapat kegagalan. Namun menunggu bantuan ini datang untuk memberikan pertolongan terhadap korban dirasa cukup menguntungkan dan sedikit menghibur perasaan para saksi mata yang merasa takut memberikan pertolongan. Akhirnya hal ini menjadi kebiasaan, jikapun orang datang menonton peristiwa kecelakaan dan insiden sebenarnya kemungkinan mereka hanya ingin memastikan apakah korban adalah orang yang mereka kenal. Akan tetapi beberapa orang mungkin akan mengambil gambar dan menayangkannya di medsos seperti facebook.

KESIMPULAN
Disamping memang tidak semua orang memiliki keperdulian untuk menolong orang lain yang bernasib sangat buruk tanpa pandang bulu, aturan pemerintah harus "lebih mendidik serta mengayomi" rakyatnya. Pendekatan yang cenderung represif sebaiknya dirobah menjadi lebih pursuasif. Wajah kepolisian selalu terlihat garang walaupun sebenarnya yang mereka hadapi hanyalah seorang saksi, sedangkan seorang saksi sebenarnya adalah posisi mulia yang harus di hormati dan dilindungi, jangan membuat seorang saksi merasa seolah mereka adalah terdakwa, padahal hak seorang saksi adalah mendapatkan perlindungan. Seorang saksi sebenarnya telah berkorban banyak demi menelusuri kebenaran dari cerita sebuah kecelakaan. Dan rumah sakit juga tidak seharusnya berorientasi "bisnis" melulu. Tidak ada uang tidak ada pengobatan dan perawatan, jika terus begini, rumah sakit benar benar telah menghina kemanusiaan dan pemerintah harus menemukan cara untuk memback up beaya dalam kasus emergency menyangkut nyawa rakyatnya. Semua orang membutuhkan rumah sakit pada saat mereka sakit, tua muda, miskin dan kaya.


JIKA KAMU MENYUKAI TULISAN INI, SILAHKAN TINGGALKAN KOMENTAR, TERIMAKASIH SALAM KENAL :)

Komentar

PALING BANYAK DI BACA

HANYA BUAT TEST SAJA

10 Alasan ini bisa bikin anda kecewa sama iPhone X

CARA MENCARI DUIT DENGAN CARA NGEBLOG