AI (Artificial Inteligent) : 4 KEMUNGKINAN YANG AKAN JADI KENYATAAN
Kita baru saja mendapat berita perihal pencapaian AI (Artificial Inteligent) yang dapat belajar sendiri secara mandiri tanpa batas, itu masih dianggap permulaan. Sebuah program AI terbukti dapat mengalahkan manusia dalam hal kecerdasan dalam permainan game, juara pemain DOTA 2 mengatakan dia seolah melawan manusia benaran pada saat melawan AI, bedanya dia melawan sebuah kecerdasan yang nyaris tidak ada batasnya, dan 352 ahli AI bahkan dengan yakin menyatakan dalam 45 tahun kedepan AI akan mengalahkan manusia dengan perbandingan 50:50 bisa saja lebih cepat daripada itu mengingat pesatnya perkembangan teknologi yang dapat kita saksikan di masa kini.
Ilmuwan sekaliber Hawking dan Jutawan sains seperti Elon Musk saja terlihat jelas kuatir melihat perkembangan ini. Mungkin dalam hal kecerdasan logika mesin bisa saja mengalahkan manusia dalam 45 tahun kedepan namun dalam hal "perasaan" abstrak mereka masih harus diberi peningkatan algoritma tersendiri, dan segala hal dimasa depan adalah segala kemungkinan dengan gambaran yang mengerikan bagi generasi kita, tetapi mungkin akan menjadi hal yang biasa saja di masa depan itu sendiri. Mengapa? karena setiap zaman memiliki bentuk mereka sendiri, zaman kita sekarang tentu dianggap mengerikan oleh generasi kakek nenek dan bapak kita dulu, tetapi bagi kita toh sekarang adalah hal yang biasa saja. Lagipula hukum alam memang telah termaktub kepada perubahan itu sendiri. Albert Einstein pernah menjelaskan: "Tidak ada yang abadi di dunia ini, kecuali perubahan itu sendiri"
Di Jepang terbukti robot dapat menulis sebuah novel dan Novel tersebut masuk nominasi sastra terbaik negara sakura, artinya pekerjaan yang melibatkan perasaan mulai melibatkan AI atau kecerdasan buatan, dan jelas mereka akan segera unggul karena mereka juga berevolusi layaknya makhluk biologis, namun bedanya adalah mereka lebih logis, lebih cepat dan lebih kuat dan lebih akurat.
1. ROBOT MENJADI SEPERTI MANUSIA DAN MUNGKIN LEBIH UNGGUL DALAM 45 TAHUN KEDEPAN
Bayangkan dengan fisik yang dapat dibuat kuat dan artistik, robot akan menemukan bentuknya menjadi generasi manusia baru yang bernama humanoid. Mengapa humanoid? Karena mereka dilahirkan atau diciptakan dari tangan manusia, boleh dikatakan mereka adalah generasi cerdas berbeda dengan manusia namun memiliki semua kecerdasan manusia dan dikuatirkan akan menjadi "ahli waris" manusia yang mewarisi bumi ini. Rahasia penciptaan memang rumit dan tidak seperti yang kita bayangkan, sama seperti kebanyakan keyakinan menolak teori Darwin tentang kisah masa lalu manusia, hari ini akan banyak orang menolak teori masa depan: Bahwa robot akan setara dan bahkan dalam beberapa hal melebihi manusia dimasa depan orang masih dengan mudah melontarkan keluhan: "Bahwa dunia akan kiamat" ketimbang mencari solusi dan aturan yang dapat menyelamatkan manusia dimasa depan karena kemajuan teknologi sangat tidak mungkin dihindari. Kemajuan teknologi adalah hukum sebab akibat dari fenomena alam, tuntutan alam untuk mengatasi problema yagn semakin rumit oleh meledaknya populasi manusia cerdas yang mengakibatkan sumber daya alam menjadi semakin menipis, dibutuhkan teknologi yang ditopang oleh sains untuk mengimbanginya dengan segala risiko yang diakibatkannya. Dan AI lahir dari semua komplikasi kemanusiaan ini.
Bayangkan robot robot yang mandiri, bisa belajar sendiri (mencari pengatahuan) tanpa campur tangan manusia lagi setelah mereka diciptakan, seorang robot yang "menyadari keberadaannya" memiliki kecerdasan, ambisi dan perasaan sekaligus, dan kuncinya ada pada AI. Dan artificial inteligent atau kecerdasan buatan itu adalah sebuah pengembangan kecerdasan bentuk dari evolusi kesadaran alam melalui tangan manusia, seolah Tuhan sedang melanjutkan penciptaannya melalui tangan kita, bayangkan ciptaan akhirnya melebihi penciptanya dalam segala hal, dalam hal ini adalah robot humanoid. Dalam hal ini persis seperti kutukan akan penciptaan: Yang terbaik akan bertahan, yang terbaiklah yang akan dipilih oleh alam. Haruskah itu humanoid, haruskah itu AI?
2. ROBOT BERKEMBANG BIAK
Akhirnya robot menjadi sebuah ras makhluk metal yang super cerdas, mereka membuat aturan dan berkembang biak: Robot memproduksi robot dan semakin maju dari waktu kewaktu. Jika kendali terlepas dari tangan manusia mereka akan menguasai bumi, opsi manusia hanya ada beberapa pilihan: Membuat aturan dari sekarang agar automatisasi tidak terlepas dari kendali (tapi diragukan hingga bertahan sampai kapan?) Atau berkolaborasi dengan harmonis bersama bersama berjuang untuk bertahan hidup dalam menghadapi tantangan alam. Robot akan belajar berpasangan, robot pekerja yang terdiri dari para ilmuwan robot dan robot pekerja yang memproduksi robot. Mereka "menikah" layaknya manusia untuk membuat generasi robot baru yang lebih kuat, lebih pintar dan lebih cepat.
Hari ini tanpa disadari manusia mulai mengajari mereka, robot robot seks adalah bentuk awal pelajaran primitif bagi AI, suatu waktu manusia akan menikahi robot robot wanita dan robot robot ini bisa saja dibuat untuk melahirkan manusia karena telah diberi rahim implan manusia. Semenjak kita menemukan cara mengedit genetika, membuat bayi tabung, kemajuan itu kini berkembang sangat pesat. Begitu juga dengan perkembangan AI yang algoritmanya tidak hanya dapat diaplikasikan kepada kecerdasan logika, akan tetapi juga dalam bentuk tiruan perasaan manusia AI kemudian memiliki standard: Kecerdasan logika dan perasaan mirip sekali dengan manusia. Tidak salah pepatah kuno: Pencipta selalu ingin menciptakan sesuatu sesempurna mungkin, dan menciptakan sesuatu yang mirip dengan dirinya sendiri, yakni kecerdasan dan bentuk rupa dirinya, sehingga pencipta melihat dengan kagum kepada ciptaannya sendiri.
Bayangkan robot wanita dibuat untuk melahirkan bayi manusia, perlu di atur kode etik ini agar hal ini sebisanya tidak terjadi, namun dengan asumsi segalanya bisa terjadi dan berubah seiring waktu, nampak sekali bahwa moralitas generasi akan datang memang akan jauh berbeda dengan generasi kita, kita tidak dapat memaksakan pendapat kita bahwa buruk karena kita memang tidak dapat menghakimi dan apalagi menjatuhkan vonis terhadap masa depan kita sendiri. Kita hanya perlu bersiap siap.
Dalam cerita kita kuno kitab indian LOH VOVOH ribuan tahun lalu ada tiga pencipta pada saat menciptakan manusia pertama di bumi, lalu setelah diciptakan manusia itu melihat kepada segalanya. Pencipta pertama berkata: "Lihatlah dia, betapa dia mulai mencari dirinya dan memandang langit dan mulai menghitung bentuk lengkungan alam semesta, bukankah dia begitu mirip dengan diri kita?"
Pencipta lain berkata: "Biarkan saja dia mengetahui apa yang ingin dia ketahui, bukankah dia hanyalah makhluk sederhana ciptaan kita?" Saya sungguh terkagum dengan kebijakan mereka yang seolah melihat gambaran masa depan melalui budaya dan kepercayaan yang mereka anut. Saya kagum dengan manusia yang akhirnya dapat menciptakan AI, akan tetapi apakah itu sangat berarti bagi kelangsungan hidup dan keberadaan ras kita?
3. ROBOT ROBOT PADA AKHIRNYA MEMBUTUHKAN SUMBER DAYA ALAM
Bagian yang paling tidak menyenangkan adalah robot robot pada akhirnya tidak dapat mengandalkan penciptanya (dalam hal ini tentu saja manusia) dalam memenuhi kebutuhan hidup dan dan demi kelangsungan hidup "ras" mereka. "Demi kelangsungan hidup" adalah harga mati dan adalah menjadi salah satu naluri yang diwariskan oleh alam semesta kepada setiap makhluk hidup yang memiliki kesadaran dengan intelijensia mirip kita dan robot mulai memenuhi kreteria itu. Robot pada akhirnya pasti akan menguras sumber daya alam di bumi, walaupun tujuan penciptaannya adalah untuk membantu manusia mengelola sumber daya alam. Mereka dengan anugerah kesadaran akhirnya memiliki naluri untuk bertahan hidup dan mempertahankan keberadaan merka selama mungkin di alam semesta. Alam akan memilih pemenang, ini bukan tentang pesan moral hukum rimba bahwa yang kuat akan mengalahkan yang lemah, ini adalah tentang bentuk kecerdasan dan integarasinya di alam semesta dan tentang kompetesi yang menentukan dimana posisi kita masing masing akan berada di jagat raya ini. Apakah kita atau mereka yang akan menempatinya. Kita tidak sedang berandai andai dengan moralitas, kita sedang berhadapan dengan fakta bahwa mereka telah hadir - belum mengancam, tetapi mulai terasa meresahkan.
4. KOMPLIK MANUSIA DENGAN ROBOT, SIAPA YANG AKAN MENJADI PEMENANG?
Saya menulis seolah hal itu benar benar akan terjadi bak kisah filem sci-fi. Akan tetapi tahukah anda pesan dari sebuah filem sci-fi yang telah dibuat? Kita harus melihat persoalan ini secara keseluruhan barulah kita dapat menyimpulkan. Perang antara Manusia dengan robot mungkin tidak akan terjadi, tetapi komplik pasti akan terjadi, itu adalah bagian yang rumit. Di satu sisi pada awalnya kita telah menciptakan robot robot itu, memanfaatkan kepatuhan mereka yang tanpa syarat untuk membantu mengelola sumber daya alam dan mereka seolah berkata: "Tiada kekuatan yang kami miliki selain selain berasal dari kalian", di lain sisi mereka memiliki kelebihan dalam menangani pekerjaan, lebih kuat, lebih cepat dan lebih akurat dan merekapun semakin berkembang menjadi lebih cerdas. Kecerdasan itu akan merubah komplik menjadi perang yang sesungguhnya. Karena akan segera membuat mereka mandiri dan berpotensi memberontak terhadap para pencipta mereka sendiri.
Pada mulanya kecerdasan mereka hanya dimanfaatkan oleh manusia untuk menguasai manusia lain, demi sumber daya, robot robot yang diprogram untuk membunuh dimedan perang dengan risiko mengabaikan aturan hukum, menghukum sebuah robot dipengadilan masih akan terasa aneh, hukum adalah sentuhan manusia, menghukum pembuat programnya? Programmer hanya mengikuti pesanan sebuah perusahaan teknologi, menutup perusahaannya? Perusahaan langganan militer dan pemerintah? Dan pemerintahan adalah sebuah sistem dalam sebuah negara, dimana anda sebagai rakyatnya suka tidak suka termasuk didalamnya. Hari ini dan bukan dimasa depan, kita telah mendidik AI untuk menjadi semakin mandiri.
Lalu jika senario terburuk terjadi dan kita harus berperang siapa yang akan menjadi pemenang? Mereka lebih kuat, lebih cepat, lebih cerdas, sepintas terlihat manusia akan kalah dan berakhir, tetapi tunggu manusia sejauh ini adalah makhluk yang paling tinggi daya bertahan hidupnya, memiliki banyak opsi, memiliki plan A, plan B dan plan C, bukankah demikian? Ada banyak wacana manusia seperti menciptakan hidup lebih lama dalam program Singularity yang menarget 45 tahun kedepan. Ada juga wacana perjalanan ke angkasa luar dan menemukan permukiman baru di jagat raya yang sangat luas. Kita memiliki khazanah pengatahuan yang beragam, akankah kita menanamkanya juga kedalam otak otak AI? manusia masih memiliki opsi menjadikan tubuh robot dan menggabungkan kesadaran otak biologis mereka dengan AI hingga lebih cerdas kedalam sistem singularity, itu bukan perang fisik antara manusia dengan robot atau AI, itu hanyalah komplik yang melibatkan moralitas, keyakinan agama, dan sistem pemerintahan manusia masa di masa depan.
Dan apapun bentuknya nanti, hari ini kita melihat kemajuan telah bergerak semakin cepat bukan berjalan lambat seperti seribu tahun lalu, bukan berlari seperti seratus tahun yang lalu, akan tetapi telah terbang meleset sungguh kita ragu bagaimana pencapaiannya dapat diramalkan. Bagaimana rasanya hidup abadi dimasa depan. Dan lebih ironisnya, manusia seolah telah dipaksa untuk bermain menjadi Tuhan dengan segala implikasinya.
JIKA KAMU MENYUKAI TULISAN INI, SILAHKAN TINGGALKAN KOMENTAR, TERIMAKASIH SALAM KENAL :)
ilustrasi humanoid - sumber photo: free technology images stocks |
Di Jepang terbukti robot dapat menulis sebuah novel dan Novel tersebut masuk nominasi sastra terbaik negara sakura, artinya pekerjaan yang melibatkan perasaan mulai melibatkan AI atau kecerdasan buatan, dan jelas mereka akan segera unggul karena mereka juga berevolusi layaknya makhluk biologis, namun bedanya adalah mereka lebih logis, lebih cepat dan lebih kuat dan lebih akurat.
1. ROBOT MENJADI SEPERTI MANUSIA DAN MUNGKIN LEBIH UNGGUL DALAM 45 TAHUN KEDEPAN
Bayangkan dengan fisik yang dapat dibuat kuat dan artistik, robot akan menemukan bentuknya menjadi generasi manusia baru yang bernama humanoid. Mengapa humanoid? Karena mereka dilahirkan atau diciptakan dari tangan manusia, boleh dikatakan mereka adalah generasi cerdas berbeda dengan manusia namun memiliki semua kecerdasan manusia dan dikuatirkan akan menjadi "ahli waris" manusia yang mewarisi bumi ini. Rahasia penciptaan memang rumit dan tidak seperti yang kita bayangkan, sama seperti kebanyakan keyakinan menolak teori Darwin tentang kisah masa lalu manusia, hari ini akan banyak orang menolak teori masa depan: Bahwa robot akan setara dan bahkan dalam beberapa hal melebihi manusia dimasa depan orang masih dengan mudah melontarkan keluhan: "Bahwa dunia akan kiamat" ketimbang mencari solusi dan aturan yang dapat menyelamatkan manusia dimasa depan karena kemajuan teknologi sangat tidak mungkin dihindari. Kemajuan teknologi adalah hukum sebab akibat dari fenomena alam, tuntutan alam untuk mengatasi problema yagn semakin rumit oleh meledaknya populasi manusia cerdas yang mengakibatkan sumber daya alam menjadi semakin menipis, dibutuhkan teknologi yang ditopang oleh sains untuk mengimbanginya dengan segala risiko yang diakibatkannya. Dan AI lahir dari semua komplikasi kemanusiaan ini.
ilustrasi - sumber photo free technology images stocks |
2. ROBOT BERKEMBANG BIAK
Akhirnya robot menjadi sebuah ras makhluk metal yang super cerdas, mereka membuat aturan dan berkembang biak: Robot memproduksi robot dan semakin maju dari waktu kewaktu. Jika kendali terlepas dari tangan manusia mereka akan menguasai bumi, opsi manusia hanya ada beberapa pilihan: Membuat aturan dari sekarang agar automatisasi tidak terlepas dari kendali (tapi diragukan hingga bertahan sampai kapan?) Atau berkolaborasi dengan harmonis bersama bersama berjuang untuk bertahan hidup dalam menghadapi tantangan alam. Robot akan belajar berpasangan, robot pekerja yang terdiri dari para ilmuwan robot dan robot pekerja yang memproduksi robot. Mereka "menikah" layaknya manusia untuk membuat generasi robot baru yang lebih kuat, lebih pintar dan lebih cepat.
Hari ini tanpa disadari manusia mulai mengajari mereka, robot robot seks adalah bentuk awal pelajaran primitif bagi AI, suatu waktu manusia akan menikahi robot robot wanita dan robot robot ini bisa saja dibuat untuk melahirkan manusia karena telah diberi rahim implan manusia. Semenjak kita menemukan cara mengedit genetika, membuat bayi tabung, kemajuan itu kini berkembang sangat pesat. Begitu juga dengan perkembangan AI yang algoritmanya tidak hanya dapat diaplikasikan kepada kecerdasan logika, akan tetapi juga dalam bentuk tiruan perasaan manusia AI kemudian memiliki standard: Kecerdasan logika dan perasaan mirip sekali dengan manusia. Tidak salah pepatah kuno: Pencipta selalu ingin menciptakan sesuatu sesempurna mungkin, dan menciptakan sesuatu yang mirip dengan dirinya sendiri, yakni kecerdasan dan bentuk rupa dirinya, sehingga pencipta melihat dengan kagum kepada ciptaannya sendiri.
Bayangkan robot wanita dibuat untuk melahirkan bayi manusia, perlu di atur kode etik ini agar hal ini sebisanya tidak terjadi, namun dengan asumsi segalanya bisa terjadi dan berubah seiring waktu, nampak sekali bahwa moralitas generasi akan datang memang akan jauh berbeda dengan generasi kita, kita tidak dapat memaksakan pendapat kita bahwa buruk karena kita memang tidak dapat menghakimi dan apalagi menjatuhkan vonis terhadap masa depan kita sendiri. Kita hanya perlu bersiap siap.
Dalam cerita kita kuno kitab indian LOH VOVOH ribuan tahun lalu ada tiga pencipta pada saat menciptakan manusia pertama di bumi, lalu setelah diciptakan manusia itu melihat kepada segalanya. Pencipta pertama berkata: "Lihatlah dia, betapa dia mulai mencari dirinya dan memandang langit dan mulai menghitung bentuk lengkungan alam semesta, bukankah dia begitu mirip dengan diri kita?"
Pencipta lain berkata: "Biarkan saja dia mengetahui apa yang ingin dia ketahui, bukankah dia hanyalah makhluk sederhana ciptaan kita?" Saya sungguh terkagum dengan kebijakan mereka yang seolah melihat gambaran masa depan melalui budaya dan kepercayaan yang mereka anut. Saya kagum dengan manusia yang akhirnya dapat menciptakan AI, akan tetapi apakah itu sangat berarti bagi kelangsungan hidup dan keberadaan ras kita?
3. ROBOT ROBOT PADA AKHIRNYA MEMBUTUHKAN SUMBER DAYA ALAM
Bagian yang paling tidak menyenangkan adalah robot robot pada akhirnya tidak dapat mengandalkan penciptanya (dalam hal ini tentu saja manusia) dalam memenuhi kebutuhan hidup dan dan demi kelangsungan hidup "ras" mereka. "Demi kelangsungan hidup" adalah harga mati dan adalah menjadi salah satu naluri yang diwariskan oleh alam semesta kepada setiap makhluk hidup yang memiliki kesadaran dengan intelijensia mirip kita dan robot mulai memenuhi kreteria itu. Robot pada akhirnya pasti akan menguras sumber daya alam di bumi, walaupun tujuan penciptaannya adalah untuk membantu manusia mengelola sumber daya alam. Mereka dengan anugerah kesadaran akhirnya memiliki naluri untuk bertahan hidup dan mempertahankan keberadaan merka selama mungkin di alam semesta. Alam akan memilih pemenang, ini bukan tentang pesan moral hukum rimba bahwa yang kuat akan mengalahkan yang lemah, ini adalah tentang bentuk kecerdasan dan integarasinya di alam semesta dan tentang kompetesi yang menentukan dimana posisi kita masing masing akan berada di jagat raya ini. Apakah kita atau mereka yang akan menempatinya. Kita tidak sedang berandai andai dengan moralitas, kita sedang berhadapan dengan fakta bahwa mereka telah hadir - belum mengancam, tetapi mulai terasa meresahkan.
4. KOMPLIK MANUSIA DENGAN ROBOT, SIAPA YANG AKAN MENJADI PEMENANG?
Saya menulis seolah hal itu benar benar akan terjadi bak kisah filem sci-fi. Akan tetapi tahukah anda pesan dari sebuah filem sci-fi yang telah dibuat? Kita harus melihat persoalan ini secara keseluruhan barulah kita dapat menyimpulkan. Perang antara Manusia dengan robot mungkin tidak akan terjadi, tetapi komplik pasti akan terjadi, itu adalah bagian yang rumit. Di satu sisi pada awalnya kita telah menciptakan robot robot itu, memanfaatkan kepatuhan mereka yang tanpa syarat untuk membantu mengelola sumber daya alam dan mereka seolah berkata: "Tiada kekuatan yang kami miliki selain selain berasal dari kalian", di lain sisi mereka memiliki kelebihan dalam menangani pekerjaan, lebih kuat, lebih cepat dan lebih akurat dan merekapun semakin berkembang menjadi lebih cerdas. Kecerdasan itu akan merubah komplik menjadi perang yang sesungguhnya. Karena akan segera membuat mereka mandiri dan berpotensi memberontak terhadap para pencipta mereka sendiri.
Pada mulanya kecerdasan mereka hanya dimanfaatkan oleh manusia untuk menguasai manusia lain, demi sumber daya, robot robot yang diprogram untuk membunuh dimedan perang dengan risiko mengabaikan aturan hukum, menghukum sebuah robot dipengadilan masih akan terasa aneh, hukum adalah sentuhan manusia, menghukum pembuat programnya? Programmer hanya mengikuti pesanan sebuah perusahaan teknologi, menutup perusahaannya? Perusahaan langganan militer dan pemerintah? Dan pemerintahan adalah sebuah sistem dalam sebuah negara, dimana anda sebagai rakyatnya suka tidak suka termasuk didalamnya. Hari ini dan bukan dimasa depan, kita telah mendidik AI untuk menjadi semakin mandiri.
Lalu jika senario terburuk terjadi dan kita harus berperang siapa yang akan menjadi pemenang? Mereka lebih kuat, lebih cepat, lebih cerdas, sepintas terlihat manusia akan kalah dan berakhir, tetapi tunggu manusia sejauh ini adalah makhluk yang paling tinggi daya bertahan hidupnya, memiliki banyak opsi, memiliki plan A, plan B dan plan C, bukankah demikian? Ada banyak wacana manusia seperti menciptakan hidup lebih lama dalam program Singularity yang menarget 45 tahun kedepan. Ada juga wacana perjalanan ke angkasa luar dan menemukan permukiman baru di jagat raya yang sangat luas. Kita memiliki khazanah pengatahuan yang beragam, akankah kita menanamkanya juga kedalam otak otak AI? manusia masih memiliki opsi menjadikan tubuh robot dan menggabungkan kesadaran otak biologis mereka dengan AI hingga lebih cerdas kedalam sistem singularity, itu bukan perang fisik antara manusia dengan robot atau AI, itu hanyalah komplik yang melibatkan moralitas, keyakinan agama, dan sistem pemerintahan manusia masa di masa depan.
Dan apapun bentuknya nanti, hari ini kita melihat kemajuan telah bergerak semakin cepat bukan berjalan lambat seperti seribu tahun lalu, bukan berlari seperti seratus tahun yang lalu, akan tetapi telah terbang meleset sungguh kita ragu bagaimana pencapaiannya dapat diramalkan. Bagaimana rasanya hidup abadi dimasa depan. Dan lebih ironisnya, manusia seolah telah dipaksa untuk bermain menjadi Tuhan dengan segala implikasinya.
JIKA KAMU MENYUKAI TULISAN INI, SILAHKAN TINGGALKAN KOMENTAR, TERIMAKASIH SALAM KENAL :)
Komentar
Posting Komentar