TRAGEDI SEKANTONG SINGKONG
TRAGEDI SEKANTONG SINGKONG Malam dingin menyelimuti dusun dikaki gunung. Angin bagai membeku diselimuti embun, disebuah gubuk nampak cahaya berkelip kelip dari tungku masak, seorang ibu muda yang sedang hamil terdengar membujuk anak prempuannya yang sedang kelaparan. "Ade sabar ya sayang, ibu sedang masak" katanya "Tapi kok lama sekali masaknya, ade sudah lapar sekali" rengek anak prempuan berwajah manis semanis ibunya itu. "Ya makanya ade tidur dulu, nanti kalau ayah pulang, kita makan bersama" bujuknya sambil mengusap kepala kecil berambut ikal yang sedang terbaring lemah dilantai kayu beralas pelastik kusam. Anak prempuan itu tersenyum manis membayangkan akan makan bersama kalau ayahnya nanti sudah pulang. Sesungguhnya sejak dari tadi berkali kali dia membuka jendela dan memandang cemas keluar. Diluar sana, diujung jalan setapak hanya gelap dan waktu merambat menuju penghujung malam. Entah mengapa tidak seperti biasanya suaminya pulang terlambat setelah